Monday, November 9, 2015

Kisah Wanita Bersinar Wajah

Cobaan

Alyafi'i dari Abul Hasan Assarraj berkata: 

Ketika saya keluar berhaji ke Baitillahil Haram, di waktu tawaf tiba-tiba melihat wanita yang bersinar wajahnya, sehingga saya katakan:

"Demi Allah belum pernah saya melihat wajah secantik dan secerah wanita itu, tidak lain itu pasti karena tidak pernah merasa risau dan sedih hati".

Ternyata wanita itu mendengar kata-kataku, lalu ia bertanya:

"Apa katamu hai laki-laki, demi Allah saya tetap terbelenggu oleh duka cita, dan luka hati karena risau, dan tiada seorangpun yang menyekutui aku dalam hal ini".

Maka aku bertanya :

"Bagaimana maksudmu?"

Jawabnya :

"Pada suatu hari ketika suamiku menyembelih korban (udhhiyah), dan pada waktu itu saya mempunyai dua anak yang sedang bermain-main dan sayu lagi yang sedang menyusui.  Ketika aku bangun untuk membuat makanan, putraku yang agak besar berkata pada adiknya: 'Sukakah saya tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing?', jawab adiknya: 'baiklah'. Lalu ditelentangkan dan disebelih adiknya.  Lalu ia merasa ketakutan dan lari ke bukit yang mana di sana akhirnya ia dimakan oleh serigala.  Kemudian ayahnya pergi mencari putranya, tidak pulang-pulang dan meninggal karena kehausan.  Ketika itu saya letakkan bayiku dan saya menuju ke pintu untuk melihat bagaimana keadaan ayahnya.  Tiba-tiba bayi itu merangkak menuju ke kuali yang sedang mendidih, ia menarik kuali sehingga tertumpah kuali yang sedang mendidih itu ke badannya, sehingga terkelupas kulit-kulit dan dagingnya.  Berita itu sampai kepada putriku yang telah kawin, maka ia jatuh pingsan dan menjumpai ajalnya sehingga aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua".

Lalu saya tanyakan :

"Dan bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu?".

Jawabnya :

"Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda, adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir maka itu baik dan terpuji akibatnya, adapun mengeluh maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka".



Sumber : Anonimous, Irsyadul Ibaad Ila Sabilirasyad, (Penerjemah: H. Salim Bahreisy),(Surabaya: Darussaggaf PP Alawy, tt) h. 218-219

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. Ayo Berguru - All Rights Reserved B-Seo Versi 4 by Blog Bamz