Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang suatu objek, termasuk di dalamnya ilmu, tetapi tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu. Banyak ahli mengemukakan pendapatnya tentang ilmu, namun belum terdapat perumusan yang baku dan seragam, karena mereka meninjau dari sisi yang berbeda. Ilmu (science) berasal dari bahasa Latin, yaitu scientia yang berarti "to know", atau mengetahui. apabila arti secara etimologi ini diterima, maka ilmu adalah sama dengan pengetahuan (knowledge). Ada ahli yang menyatakan bahwa ilmu berasal dari kata : wissenschcaft dalam bahasa Jerman yang berarti pengetahuan tersusun dan menurut sistem tertentu (Fisher, 1975:5).
Adapun Campbell menyatakan bahwa ilmu itu dapat digambarkan dalam dua bentuk :
- Ilmu adalah "body" dari pengetahuan yang berguna dan dapat dipraktikkan dan ada metode untuk menemukan pengetahuan tersebut;
- Ilmu adalah suatu aktivitas intelektual murni.
Kemany menyatakan ilmu adalah semua pengetahuan yang dikumpulkan dengan menggunakan metode keilmuan (scientific method). Selanjutnya Conant berpendapat bahwa ilmu itu merupakan serangkaian konsep (concepts) dan bagan konseptual (conceptual schemes) yang saling berhubungan yang berkembang sebagai hasil dari eksperimen dan observasi lebih lanjut (Kerlinger, 1973).
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ilmu itu mempunyai ciri khas dibandingkan dengan pengethauan lainnya. Ilmu merupakan semua pengetahuan yang dikumpulkan dengan cara khusus, yaitu metode keilmuan. Ilmu mempunyai keterbatasan dalam objeknya, yaitu dalam batas kemampuan panca indera manusia sehingga berada dalam jangkauan pandangan dan pengalaman manusia. Di samping itu ilmu ditujukan untuk kebaikan atau kebajikan manusia dan dunia di sekitar individu. Oleh karena itu, aktivitas yang dilakukan dapat berupa mendeskripsikan suatu fenomena, merumuskan dan menemukan aturan dan/atau konsep (rules or concepts, dan menformulasikan teori atau hukum.
Menurut Toulmin (1953), fungsi ilmu adalah membangun sistem ide-ide tentang semesta sebagai suatu realitas, dan sistem tersebut menyakitan teknik yang handal dalam memproses data, sedangkan Kal Popper (1935) berpendapat bahwa ilmuwan (scientist) berfungsi untuk menemukan teori atau mendeskripsikan alam semesta ini. Ilmu dapat pula dibedakan dari pengetahuan berdasarkan apa objeknya (ontologi), bagaimana mendapatkannya (epistemologi, dan untuk apa (nilai) ilmu itu (axiologi).
Semua tulisan di atas ditulis kembali tanpa penambahan dan pengurangan sedikitpun dari sumber : Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd, Metode Penelitian; Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), Cet. 1, h. 11
0 comments:
Post a Comment